Bismillahhirrohmannirohim.
Assalammualaikum apa kabar dunia...!!
artikel ini aku dapat pas lagi asyik browsing, moga bermanfaat.
Saya kutip dari TIM PANDU :
quote:
Bagi banyak orang yang jarang atau belum pernah terkoneksi dengan jaringan dan memegang kendalinya tentunya merupakan pengalaman baru yang cukup membingungkan saat berinteraksi dengan fungsi dari ´root´ pada Operating System (OS) Linux. Termasuk juga saya sebagai pengguna baru di Linux. Apa sih yang begitu special dengan ´root´ ini ?
Sebenarnya saat kita mencoba mengerti kenapa si ´root´ ini harus diperlakukan berbeda dari user lainnya, kita harus sadar akan konsep ´privilege´ atau ´hak khusus´. Mungkin di beberapa OS lain, user mana saja yang diberi hak untuk menggunakan komputer (yang terkoneksi jaringan) tertentu akan bisa juga mengubah dan melakukan apa saja terhadap sistem yang dia gunakan. Misal, hanya dengan meng´klik´ saja, satu software baru bisa terinstal atau contoh lain kesalahan hapus, bisa-bisa menghapus seluruh isi harddisk, atau misal menggunakan disket yang berisi virus, lalu menjalankan program tertentu lalu semua terinfeksi virus. Disatu sisi, kemampuan melakukan apa saja terhadap sistem disebut sebagai ´hak khusus penuh´ atau istilah asingnya ´fully privilege´.
Tapi pada OS Linux, hal ini tidak mungkin terjadi, karena user biasa tidak akan memiliki ´hak khusus penuh´. Hak itu hanya di miliki oleh ´root´ yang biasanya dimiliki oleh administrator dari sistem yang bersangkutan. Lagipula, sebenarnya user biasa juga tidak perlu memiliki semua privilege tersebut, apalagi bila user tersebut hanya perlu menggunakan komputer untuk mengetik dan mengenter data dalam database atau melihat hasil kerja mereka serta manipulasi file kerja mereka masing-masing. Jadi dengan kata lain, user biasa tidak perlu melakukan perubahan terhadap file-file eksekutable. Sehingga user tertentu akan memiliki hak ´tertentu´ pula, sebagaimana aturan dan kebijakan administrator. Biasanya sih, disesuaikan dengan ´task´ atau jenis pekerjaan yang sering dilakukan.
Kenapa dibatasi ? Konsep yang digunakan Linux dalam penggolongan hak bagi user adalah demi mencegah kemungkinan hal yang tidak diinginkan oleh user dan tentu oleh sistem secara keseluruhan. Misal, terhapusnya program yang digunakan oleh orang banyak, atau terbacanya email orang lain oleh user tertentu atau terinfeksinya sistem dengan virus tertentu. Yang lebih ekstrim lagi misalnya, menghindari terhapusnya isi direktori atau bahkan harddisk anda.
Root biasanya melakukan aktivitas utama dari sistem administrator. Dengan meggunakan login root, seseorang yang memiliki niat buruk dapat melakukan hal yang tidak diinginkan terhadap sistem. Karenanya, login sebagai ´root´ biasanya akan dibuat se´eksklusif´ mungkin dan dijaga ketat (terutama untuk sistem besar). Bahkan seorang sistem administratorpun hanya akan menggunakan root ini seperlunya saja. Bila telah selesai dengan pekerjaan mengadministrasi sistem untuk keperluan tertentu pada root, maka segera logout.
Memang ada kemudahan untuk sistem administrator bila saat bekerja sebagai user biasa, perlu segera mengadministrasi sistemnya, tersedia fasilitas yang memungkinkan user biasa menjadi root selama dia memiliki password root. Dengan menjadi superuser dan memasukan perintah su dan memberikan password, maka user biasa naik pangkat menjadi superuser tanpa perlu logout dan login dulu.
Pembagian ´hak´ khusus dan biasa ini dilakukan dalam Linux demi keamanan sistem. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya infeksi atau kerusakan pada sistem serta untuk melindungi hak user lain ynag berada pada sistem yang sama.
1 comments:
nice entry..
no comment..
Post a Comment